Selamat pagi! Berita PukulEnam hari ini edisi Jumat, 29 November 2024 diantaranya:
1.Peneliti Australia Diagnosa Depresi Melalui AI
2.Wapres Ancam Bunuh Presiden di Filipina: Kok Bisa?
Email tidak terlihat seperti semestinya? klik di sini untuk versi web
Jumat, 29 November 2024
Hero Banner
Pagi yang cerah, PukulEnam Subscriber!

PukulEnam Newsletter hari ini memuat berita utama terhangat di antaranya:
  1. Peneliti Australia Diagnosa Depresi Melalui AI (Kesehatan💊)
  2. Wapres Ancam Bunuh Presiden di Filipina: Kok Bisa? (Internasional🌍)
Jangan lupa untuk cek M.K.S.A Corner di bawah, ya!

Selamat membaca dan semoga harimu menyenangkan!
Kondisi Pasar
🔴 USD-IDR 💵 16,184 (0.0%)
🔴 IHSG 📈 7,065.75 (-0.43%)
🔴 Dow 📈 6,037.59 (-0.04%)
🔴 Nasdaq 📈 20,020.36 (-0.05%)
🔴 BTC-USD 🪙 95,547.03 (-3.54%)
🔴 ETH-USD 🪙 3,337.48 (-4.19%)
Per 27-12-2024 07:26:48 GMT+7
Kesehatan
Peneliti Australia Diagnosa Depresi Melalui AI
Gambar Artikel 1
Matthew Moss High School
M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Peneliti KTU mengembangkan AI yang mendeteksi depresi dengan akurasi 97,53%, menggabungkan data suara dan aktivitas otak. Teknologi ini menawarkan diagnosis objektif, cepat, dan potensial dilakukan jarak jauh, sambil memastikan transparansi melalui konsep Explainable Artificial Intelligence (XAI).
 
Tim peneliti di Kaunas University of Technology (KTU) telah mengembangkan kecerdasan buatan (AI) yang mampu mendeteksi depresi dengan akurasi hingga 97,53%. Teknologi ini menggabungkan data suara dan aktivitas otak, menghadirkan pendekatan diagnostik yang lebih akurat dan objektif dibandingkan metode tradisional.
 
Pendekatan ini menggunakan data elektroensefalogram (EEG) dan suara pasien. Aktivitas otak direkam saat pasien beristirahat, sedangkan data suara dikumpulkan melalui sesi tanya jawab dan aktivitas berbicara lainnya. Algoritma deep learning kemudian menganalisis data untuk mengidentifikasi tanda-tanda depresi, seperti pola bicara, intonasi, dan energi emosional.
 
Keunggulan pendekatan ini terletak pada akurasi tinggi dan kemampuannya mengurangi risiko penilaian subjektif. Selain itu, diagnosis berbasis AI ini berpotensi dilakukan secara jarak jauh, membuka akses lebih luas bagi pasien. Namun, tantangan utama adalah memastikan algoritma AI dapat memberikan penjelasan transparan terkait hasil diagnosisnya. Hal ini penting untuk meningkatkan kepercayaan tenaga medis dan pasien terhadap teknologi ini.
 
Konsep Explainable Artificial Intelligence (XAI), yang bertujuan menjelaskan hasil kerja AI, kini menjadi fokus dalam pengembangan teknologi ini. Dengan penyempurnaan lebih lanjut, AI ini diharapkan menjadi alat revolusioner dalam mendiagnosis depresi secara cepat, akurat, dan mudah diakses.
Internasional
Wapres Ancam Bunuh Presiden di Filipina: Kok Bisa?
Gambar Artikel 2
The Star
M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Wakil presiden Filipina mengeluarkan pernyataan menggemparkan, yaitu ancaman pembunuhan pada rekan kerjanya sendiri yang adalah presiden Filipina. Ucapan ini membuat semakin memanasnya hubungan kedua belah pihak dan kegemparan masyarakat Filipina.
 
Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte-Carpio mengeluarkan pernyataan yang menggemparkan warga Filipina berupa ancaman pembunuhan terhadap pasangan politiknya, yaitu Ferdinand Marcos Jr. Ferdinand Marcos Jr adalah presiden Filipina saat ini. Tak hanya itu, Sara mengaku bahwa ia telah menghubungi seorang pembunuh bayaran bila dirinya celaka. Hal ini ia sampaikan pada Sabtu (23/11) kepada wartawan. Akibatnya, Departemen Kehakiman Filipina pada Senin (25/11) menyebutkan bahwa Sara Duterte-Carpio menjadi dalang sebuah rencana dalam membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr dan mengeluarkan panggilan pengadilan resmi untuk penyelidikan dan menuntut Sara hadir.
 
Keduanya diketahui berseteru karena berasal dari dua kubu yang sangat berseberangan pandangan politiknya. Lalu, mengapa bisa bersatu sebagai pasangan wapres dan presiden? Hal ini karena di Filipina, pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara terpisah. Oleh karena itu, kondisi ini memungkinkan dua orang yang sangat berseberangan pandangan politiknya dipersatukan sebagai pasangan pemimpin negara. Ferdinand Marcos Jr sendiri mengatakan bahwa ia tak akan tinggal diam dengan "ucapan jahat" dari wakil presidennya itu. Ia merasa, bahwa ancaman terhadap kepala negara bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Ucapan dari Sara juga termasuk dalam ancaman terhadap keamanan nasional.
 
Ferdinand Marcos Jr dan Sara Duterte-Carpio berasal dari kubu politik yang bersaing kuat saat pemilihan umum 2022. Karena keduanya menang dengan telak pada tahun itu, maka dipersatukan sebagai presiden dan wakil presiden. Akan tetapi, karena berasal dari kubu yang sangat berlawanan, hubungan keduanya memanas baik dalam politik dalam negeri maupun luar negeri. Duterte-Carpio pada saat itu mengundurkan diri dari posisi menteri pendidikan dan badan antipemberontakan setelah tak setuju dengan beberapa kebijakan dari Marcos. Namun, ia masih tetap menduduki jabatannya sebagai wakil presiden. Hal ini menyulut kemarahan Marcos, lalu dibalaskan dengan penyelidikan atas Duterte-Carpio terkait penyalahgunaan anggaran. Inilah yang membuat hubungan keduanya semakin memanas dan amarah yang memuncak, sampai muncul ancaman pembunuhan. Menanggapi hal ini, Sara Duterte-Carpio mengatakan bahwa ia sebelumnya menerima ancaman bahwa akan disingkirkan. Selain itu, ia mengatakan bahwa adanya kata-kata ancaman pembunuhan hanya lelucon belaka. Ini disampaikannya pada wartawan pada Selasa (26/11) baru-baru ini. Ia menambahkan bahwa pernyataannya ini adalah karena prihatin pada kegagalan Marcos dalam melayani rakyat Filipina.
 
Pasangan presiden dan wakil presiden ini juga sempat berseteru dengan saling menuding kedua belah pihak kecanduan narkoba. Pada Oktober lalu, Sara juga sempat mengeluarkan kalimat "saya merasa dimanfaatkan" setelah berpasangan dengan Marcos dalam kemenangan pemilu tahun 2022. Ayahnya juga sempat menuding Marcos sebagai pecandu narkoba. Setelah itu, Marcos menanggapi dengan mengatakan bahwa kesehatan "pendahulunya" memburuk karena penggunaan narkoba berupa fentanil dan opioid dalam jangka panjang. Sampai saat ini, tidak ada bukti kuat dari kedua belah pihak untuk menampik pernyataan satu sama lain terkait penggunaan narkoba.
 
Filipina sendiri merupakan negara dengan kasus narkoba yang lumayan tinggi. Hal ini membuat mantan Presiden (waktu itu masih menjabat), Rodrigo Duterte membuat kebijakan 'War on Drugs'. Ia adalah ayah dari Sarah Duterte. Dalam kebijakan ini, ia menginstruksikan kepada petugas kepolisian untuk menembak mati para tersangka narkoba yang melawan petugas saat operasi. Akan tetapi, banyak pihak yang menolak keras kebijakan ini karena merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat. Efek narkoba pada para pecandunya ialah menurunkan fungsi otak secara progresif, kerusakan organ hati, ginjal, paru, dan jantung, dan meningkatkan risiko kematian akibat overdosis obat.
Ada apa lagi nih? (M.K.S.A Corner)
 
Gambar MKSA1
Detik News
  • Timnas Indonesia resmi naik 5 peringkat dalam ranking FIFA November 2024, berada di peringkat ke-125 Selengkapnya...

  • Taiwan mengerahkan jet tempur dan kapal rudal sebagai respons terhadap tekanan militer dari China. Langkah ini diambil setelah terdeteksinya balon pengintai China di dekat wilayah Taiwan Selengkapnya...

  • Industri game lokal di Indonesia diproyeksi akan terus meningkat pada 2025, dengan PC tetap menjadi platform favorit Selengkapnya...

  • Pemerintah akan menggelar Harbolnas pada 10-16 Desember 2024 dengan target transaksi mencapai Rp32,13 triliun. Selengkapnya...

  • Utang pemerintah Indonesia mencapai Rp8.560,36 triliun pada akhir Oktober 2024, setara dengan 38,66% dari PDB Selengkapnya...
Gambar MKSA6
bisnis
  • xAI, perusahaan AI milik Elon Musk, akan meluncurkan Grok terbaru untuk bersaing dengan OpenAI. Aplikasi ini dirancang untuk menghadapi perang AI dengan memanfaatkan data real-time dari platform X. Selengkapnya...

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyetujui perpanjangan insentif PPh Final UMKM sebesar 0,5% yang seharusnya berakhir pada 31 Desember 2024 Selengkapnya...

  • Bawaslu Sulsel mencatat 55 pelanggaran selama masa tenang Pilkada 2024, mayoritas terkait politik uang Selengkapnya...

  • BPBD Medan mencatat 24.874 warga terdampak banjir akibat luapan Sungai Deli dan Babura, dengan 7.699 rumah terendam Selengkapnya...

  • Pengadilan Negeri Medan menjatuhkan vonis mati kepada Sayed Abdillah, seorang narapidana yang terbukti mengendalikan peredaran narkoba jenis sabu-sabu seberat 11 kilogram dari dalam Lapas Narkotika Kelas IIA Langkat Selengkapnya...
Catatan Penulis
Halo, Apa kabar nih, Sobat Pukulenam? Berita keren udah nunggu kamu di edisi hari ini. Follow sosmed kita juga ya, biar nggak kelewat info penting! 😁🌞

Abdullah Nur Huda
Disunting oleh Dewi Rizki & Abdullah Nur Huda
Data Market oleh
Email ini dikirimkan untuk daily@newsroom.pukulenam.id
Mengubah konfirgurasi email atau berhenti berlangganan? Klik di sini
https://newsletter.pukulenam.id/unsubscribe-success.php?c=1155
Powered by AWS